Tampilkan postingan dengan label VESPA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label VESPA. Tampilkan semua postingan

03/02/12

Naek Vespa Dari Serbia (Yugoslavia) Sampe Jakarta, Indonesia

Naek Vespa Dari Serbia (Yugoslavia) Sampe Jakarta, Indonesia



Sean Jordan memulai perjalan keliling dunia nya dimulai dari Serbia, dan interestingly diakhiri di Indonesia! Setelah diselidiki ini ternyata ini hanya phase pertama dari perjalanannya. Membutuhkan waktu 8 bulan untuk mencapai Jakarta.

Perjalanan ini jauhnya sekitar 20.000 kilomter, dan total yang sudah dihabiskan adalah USD 35.000,-. Vespa yang dikendarainya ternyata terbukti sangat andal, dan mudah diperbaiki. Problem-2 standar vespa adalah putus kabel kopling dan sering ganti ban belakang. Sampai saat ini Sean sudah menghabiskan 3 pistons !! Ini jauh lebih sedikit daripada 6 kamera digital Canon S95 yang dia hilangin selama perjalanan 8 bulan ini, belum lagi kamera video yang juga hilang (dan barang-2 lain yang Sean nggak mau ngaku). Ternyata dia clumsy banget !! Background Sean adalah software developer, yang sebenarnya kurang mengerti tentang Vespa, dan dia mengakui belajar banyak tentang Vespa selama perjalanan. Jadi kemana-2 dia membawa buku manual dan tools.

Kalau ditanya negara mana yang paling bikin stress, mudah jawabnya, yaitu India !! Lebih ke karakter orangnya yang menyebabkan Sean yang biasanya calm jadi ikut-2an kenceng. Saat ditanya kenapa ke Indonesia, Sean menjawab, Indonesia adalah ‘end of the line’ perjalanan lintas asia, jadi sebetulnya secara geografi, ini adalah jalan terpanjang yang masih possible dilalui.

Saat di Jakarta, motor Sean diperbaiki oleh 3 mekanik yang berbeda. Yang pertama adalah bengkel di Kemayoran, yang kedua adalah di Pak Roni di kampung sawah, dan yang terakhir adalah fine tune dari karburator oleh mekanik dari teman-2 ‘Campursari Vespa Jakarta’. Maklum Vespa yang aslinya adalah Vespa dari Jerman memang ternyata sangat mudah diperbaiki, dan memang sebenarnya bukan motor yang ideal untuk dipakai keliling dunia.

ketika ditanya Kenapa Vespa?

Sean menjawab :

“it’s simple — primitive, really — and when things go wrong, they’re not that hard or expensive to fix. I’ll also be spending a good deal of my time in areas of the world that are well-supplied with Vespa parts, which wouldn’t be the case with a big touring bike. The P200 engine, too, is famous for being able to take a beating, day after day, without complaining. But I’d say the greatest advantage to a Vespa is that everywhere I go, people are amused with what I’m doing. There’s nothing intimidating about it, as might be the case with some dude dressed like a cosmonaut, rocking up to the local village on a $20,000 BMW GS bristling with all the latest tech. The Vespa opens all kinds of doors with the locals”.

Dari perkataan dia diatas, terbukti memang Vespa melelehkan hati orang2 yang melihat perjalanan Sean di atas Vespanya.. dan it truly opens a lot of doors. Sejak Sean di Indonesia, banyak sekali rekan2 komunitas ingin ketemu dengan Sean !! Dari yang motornya tua, yang dimodif aneh2 hingga yang motornya brand new seharga 2 kali Ninja 250… semua ingin bertemu dan mendengarkan cerita perjalanan Sean. berikut foto2 Sean ketika di Jakarta.



Banyak yang dibahas oleh Sean, dari pemilihan boxer untuk riding, pemilihan helm (dia pakai Arai open face), tenda yang dia bawa etc. Yang menarik adalah bagaimana ‘to get to know’ motor kita. Dia menantang teman-2 Vespa apakah ada yang bisa membongkar main shaft. Itu yang dia pelajari setelah 8 bulan dalam perjalanan. Awalanya dia hanya mengerti bagaimana mengganti kabel kopling.. amazing !! Farewell to Sean

Perjalanan berikutnya di Kalimantan akan sangat menakjubkan karena kali ini Sean punya deadline di pertengahan Maret harus sampai di Manila karena tiket pesawat udara untuk dia dan motornya sudah dibayar. Sean akan berangkat ke Rio – Brazil untuk meneruskan phase 2 nya menuju New York.


sumber : http://forum.vivanews.com/post2356650-1/

















24/01/12

VESPA ET 2 50cc

Photo - Used Vespa ET2 Scooter 2003 Custom Pink

Photo - Used Vespa ET2 Front View


Photo - Used Vespa ET2 Front Right View


Photo - Used Vespa ET2 Right Side View


Photo - Used Vespa ET2 Right Side Rear View


Photo - Used Vespa ET2 Rear View Showing Top Case


Photo - Used Vespa ET2 Left Side Rear View


Photo - Used Vespa ET2 Left Side View


Photo - Used Vespa ET2 Instrumentation


Photo - Used Vespa ET2 Close-Up of Speedometer / Odometer with 302 Miles


Photo - Used Vespa ET2 Left Driver's Controls, Bright Lights, Turn Siginals and Horn Button


Photo - Used Vespa ET2 Right Driver's Controls, Throttle, Emergency Engine Cut-Off Switch and Throttle


Photo - Used Vespa ET2 Locking Glove Compartment


Photo - Used Vespa ET2 Interior View of Glove Compartment


Photo - Used Vespa ET2 Cargo Hook


Photo - Used Vespa ET2 Large Two Person Blue Seat


Photo - Used Vespa ET2 Removable Underseat Storage Bucket


Photo - Used Vespa ET2 View of Owner's Manual


Photo - Used Vespa ET2 Manufacturer's VIN identification plate


Photo - Used Vespa ET2 Custom Pink Painted Locking Top Case


Photo - Used Vespa ET2 Interior View of Top Case


Photo - Used Vespa ET2 Chrome Plated Exhaust Shield


Photo - Used Vespa ET2 Automatic Transmission Cover and Kick Start Lever


Photo - Used Vespa ET2 Front Shield Vespa Badging


Photo - Used Vespa ET2 Front Wheel Aircraft Type Strut Suspension


Photo - Used Vespa ET2 Close-Up of Five Spoke Alloy Wheel


Photo - Used Vespa ET2 Detail of Tire Tread


Photo - Used Vespa ET2 Detail of Security Locking Point


Photo - Used Vespa ET2 Close-Up Showing Small Scratches



Photo - Used Vespa ET2 Close-Up Showing Small Scratches



Technical Specifications

Vespa ET2 50cc
Made in: Pontedera, Italy
Frame Pressed steel monocoque
Engine type Single cylinder, two-stroke Piaggio engine
Engine power 5 bhp (Approximate)
Engine size (displacement) 49.4 cc
Bore 1.6 in. (40.0 mm)
Stroke 1.5 in. (39.3 mm)
Compression ratio 10.3:1
Lubrication Separate with automatic oil pump
Oil 2-stroke synthetic oil (Selenia oil is recommended)
Fuel Unleaded 91 octane minimum
Fuel capacity 2.4 gal (9 liters)
Mileage Approx. 65 mpg
Induction Reed valve in crankcase
Ignition Electronic CDI (note the letter "E" in ET stands for electronic ignition)
Starter Electric and kick starter
Engine Cooling Forced air
Transmission Automatic Continuous Variable Transmission with torque server
Clutch Automatic centrifugal type
Weight (curbside): 216 lbs. (98 kg)
Length: 69.3 in. (1,760 mm)
Width: 26.4 in. (670 mm)
Wheel base: 50.4 in. (1,280 mm)
Seat height: 31.7 in. (805 mm)
Front wheel rim Die-cast aluminum alloy, 2.50 - 10"
Rear wheel rim Die-cast aluminum alloy, 3.00 - 10"
Front tire Tubeless 100/80 - 10"
Rear tire Tubeless 120/70 - 10"
Front suspension Swinging arm (aeronautical type) with helicoidal spring and hydraulic double effect single damper. This type of suspension has been adopted on all Vespa models since 1946.
Rear suspension Helicoidal spring and hydraulic double effect single damper
Front brake Disc brake (7.9 in. [200 mm] diameter) with hydraulic linkage (r.h. brake lever) and dual piston hydraulic caliper
Rear brake Drum brake (diameter 4.3 in. [110 mm]) with mechanical linkage (l.h. brake lever)
Warranty Pre-Owned - No Warranty
 












01/12/11

SEJARAH VESPA

Sejarah vespa dimulai lebih dari seabad silam, tepatnya 1884. Perusahaan Piaggio didirikan di Genoa, Italia pada tahun 1884 oleh Rinaldo Piaggio. Bisnis Rinaldo dimulai peralatan kapal. Tapi di akhir abad, Piaggio juga memproduksi Rel Kereta, Gerbong Kereta, body Truck, Mesin dan Kereta api. Pada Perang Dunia I, perusahaannya memproduksi Pesawat Terbang dan Kapal Laut. Pada tahun 1917 Piaggio membeli pabrik baru di Pisa dan 4 tahun kemudian Rinaldo mengambil alih sebuah pabrik kecil di Pontedera di daerah Tuscany Italia. Pabrik di Pontedera inilah yang mana menjadi Pusat produksi pesawat terbang beserta komponen-komponennya (baling-baling, Mesin dan Pesawat) Selama Perang Dunia II, pabrik di Pontedera membuat P108 untuk mesin Pesawat dua penumpang dan Versi Pembom.

rinaldo



Lahir Kembali

Pada akhir Perang Dunia II, pabrik Piaggio dibom oleh pesawat sekutu. Setelah perang usai, Enrico Piaggio mengambil alih Piaggio dari ayahnya (Rinaldo Piaggio). Pada saat itu perekonomian Italia sedang memburuk, Enrico memutuskan untuk mendisain alat transportasi yang murah. Enrico memutuskan untuk fokuskan perhatian perusahaannya pada masalah personal Mobility yg dibutuhkan masyarakat Italia. Kemudian bergabunglah Corradino D’Ascanio, Insinyur bidang penerbangan yang berbakat yang merancang, mengkonsep dan menerbangkan Helikopter Modern Pertamanya Piaggio. D’Ascanio membuat rancangan yang simple,ekonomis, nyaman dan juga elegan. D’Ascanio memimpikan sebuah revolusi kendaraan baru. Dengan mengambil gambaran dari tehnologi pesawat terbang, dia membayangkan sebuah kendaraan yang dibangun dengan sebuah “Monocoque” atau Unibody Steel Chassis. Garpu depan seperti Ban mendarat sebuah pesawat yang mana mudah untuk penggantian ban. Hasilnya sebuah design yg terinspirasi dari pesawat yang yang sampai saat ini berbeda dengan kendaraan yang lain.

Maka pada 1945, konstruksi alternatif tersebut ditemukan. Awalnya memang sebuah konsep sepeda motor berkerangka besi dengan lekuk membulat bagai terowong. Mengejutkan, ternyata bagian staternya dirancang dengan menggunakan komponen bom dan rodanya diambil dari roda pesawat tempur.

Guna mengoptimalkan bentuk dan keamanan penggunanya, pabrikan yang kala itu masih terbilang sebagai usaha ''kaki lima'' merancang papan penutup kaki pada bagian depan. Proyek ini langsung dipimpin oleh Corradino d'Ascanio. Karena itu, hak paten pun segera dapat mereka kantongi.

Hasilnya, muncullah pertama kali produk motor dengan seri MP5. Kendaraan ini berteknologi sederhana tetapi punya bentuk yang amat menarik, bagai binatang penyengat (lebah/tawon) karena bentuk kerangkanya.

Namun, karena bentuk penutup pengaman yang bagai papan selancar itu, sejumlah pekerja di pabrik Piaggio pun bahkan mengatakannya sebagai motor Paperino. Harap diingat, Paperino adalah sindiran sinis untuk tokoh Donald Duck (bebek). Maka, d'Ascanio pun putar akal untuk memperbaiki model tersebut.

D’ascanio hanya membutuhkan beberapa hari untuk mengonsep ulang bentuk desain kendaraannya dan prototipnya diberi nama MP6. Saat Enrico Piaggio melihat protototip MP6 itu, ia secara tak sengaja berseru “Sambra Una Vespa” (terlihat seperti Tawon). Akhirnya dari seruan tak sengaja itu, diputuskan kendaraan ini dinamakan ‘Vespa’ (tawon dalam bahasa Indonesia). Pada April 1946, prototip MP6 ini mulai diproduksi masal di pabrik Piaggio di Pontedera, Italia.

Pada Akhir 1949, telah di produksi 35000 unit dan dalam 10 tahun telah memproduksi 1 Juta unit dan pada pertengahan tahun 1950. Selama tahun 1960-an dan 1970-an Vespa menjadi simbol dari revolusi gagasan pada waktu itu.

Perkembangan selanjutnya, produk ini ternyata laris diserap pasar Prancis, Inggris, Belgia, Spanyol, Brazil, dan India -- selain di pasar domestik produk ini laku bagai kacang goreng. Selain itu, India pun memproduksi jenis dan bentuk yang sama dengan mengambil mesin Bajaj. Jenisnya adalah Bajaj Deluxe dan Bajaj Super. Sejumlah pihak lantas mengajukan lamaran untuk joint membuat Vespa. Maka pada 1950 munculah Vespa 125 cc buatan Jerman.
Pada saat itu banyak negara lain yang mencoba membuat produk serupa, tetapi ternyata mereka tak sedikit pun mampu menyaingi Piaggio. Di antara pesaing itu adalah Lambretta, Heinkel, Zundapp, dan NSU. Bagi masyarakat Indonesia, produk Lambretta dan Zundapp, sempat populer di era 1960-an.

Selidik punya selidik, fanatisme terhadap Vespa ternyata muncul akibat ciri dasar bentuk motor ini yang selalu dipertahankan pada setiap produk berikutnya. Bahkan saat mereka terbilang melakukan ''revolusi'' bentuk pada produk baru, Vespa 150 GS, kekhasan pantat bahenol masih terasa melekat.

Produk 150 GS -- kala itu dikenal sebagai Vespamore dan hampir selalu tampil di tiap film tahun 1960-an -- memang kemudi dan lampu sorotnya mulai dibuat menyatu. Tetapi, secara keseluruhan apalagi bentuk pantatnya, benar-benar masih membulat. Dan cerita terus berlanjut saat ini dengan model generasi baru Vespa, mempersembahkan Vespa ET2, Vespa ET4, Vespa Granturismo dan Vespa PX150. Vespa bukan hanya sekedar Scooter tapi salah satu Icon besar orang Italia.

ENRICO PIAGGIO

Sejarah Vespa di Indonesia

“Demam Vespa” di tanah air sangat di pengaruhi oleh “Vespa Congo”. Vespa diberikan sebagai Penghargaan oleh Pemerintah Indonesia terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia yang bertugas di Congo saat itu.

Menurut beberapa narasumber, setelah banyak Vespa Congo berkeliaran di jalanan, mulailah Vespa menjadi salah satu pilihan kendaraan roda dua di Indonesia. Importir lokal turut mendukung perkembangan Vespa di tanah air.

Sampai saat ini sudah puluhan varian Vespa yang mampir di Indonesia. Dari yang paling tua hingga yang paling baru ada di Indonesia. Sampai saat ini Indonesia mungkin masih bisa disebut sebagai surganya Vespa. Maraknya ekspor Vespa, sedikit banyak mengurangi populasi Vespa di Indonesia.

ini Vespa Congo itu


UPDATE VESPA PALING AWAL:

ini vespa yang pertama di buat gan



kalo yang ini vespa kedua yaitu mp6



lalu dari tahun ke tahun, akhir nya keluar lah Vespa 150 GS


dan selanjut nya makin ke jaman banyak vespa yang lebih bagus pun keluar, TAPI vespa vespa tua juga masih populer di jalanan, dan saya baru sadar bahwa VESPA ITU GA ADA MATINYA.......................................

24/10/11

Vespa 150 Sprint VS Vespa 150 Sprint Veloce

Lahirnya Vespa Sprint dalam medio dekade 1960’an sebagai salah satu varian scooter produksi Piaggio, terbilang cukup mencuri perhatian para scooterist di seluruh dunia. Dengan penampilan awal yang hampir menyerupai Vespa Grand Lux, Vespa 150 Sprint hadir seakan ingin melanjutkan semangat kebebasan generasi 1960’an kepada genarasi 1970’an dalam hal berkendaraan scooter tanpa harus kehilangan sentuhan stylish namun tangguh.
Hampir setiap sudut penampilan Vespa 150 Sprint diperbesar dari vespa umumnya keluaran dekade 1960’an (VNA/VNB/VBB/VBC). Memiliki ukuran ban lebih lebar (3.50X10”), box dikedua bagian kiri kanannya serta spakbor yang lebih besar dibandingkan vespa kelas super menjadikan scooter ini tampil lebih unggul dan gagah dibandingkan dengan sekelasnya (150cc).
Hal tersebut dapat dimaklumi mengingat Vespa 150 Sprint seakan ingin menghidupkan kembali nuansa Vespa GL dalam bentuk lain di era 1970’an namun dengan harga yang terjangkau. Bahkan beberapa pendapat mengatakan bahwa vespa serie ini merupakan spec-drop dari Vespa GL.
Didukung oleh strategi pemasaran khas vespa, sepertinya Piaggio cukup berhasil dalam penjualan produksi vespa serie sprint, hal ini mengingat dalam variant tersebut sempat dikeluarkan dua jenis dimana keduanya memiliki perbedaan-perbedaan yang nyata dari segi penampilan maupun ketangguhan mesinnya.
Vespa 150 Sprint
Dikeluarkan pada tahun 1965 hingga 1974, Vespa 150 Sprint merupakan generasi awal dari serie ini. Menggunakan salah satu keluarga mesin klasik 145.55 cc dengan penambahan cukup signifikan dalam hal kekuatan yaitu melalui besaran daya angkut yang diselaraskan dengan kecepatannya.
Kerangka body Vespa 150 Sprint sama dengan produk untuk Vespa GL, namun dengan sentuhan warna baru yakni silver metalik. Di sayap (fender) bagian kanan tersemat kata Vespa Sprint tersusun miring dua baris dengan style italic handwritting terbuat dari sejenis campuran alumunium yang berefek kebiru-biruan. Begitupun halnya dengan kata dibagian belakang, tertulis 150 Sprint tersusun miring satu baris yang berbahan serta material sama seperti bagian depan dan terletak agak diatas lampu bagian belakang.
Terdapat striping lurus terbuat dari alumunium pada bagian spakbor depan, box bagasi dan box mesin yang sejajar di kiri kanannya. Dengan kunci stang berbentuk oval, Vespa 150 Sprint menggunakan 2 jenis jok sesuai dengan permintaan yaitu model jok (sadle) ganda (pengendara dan penumpang) berwarna biru tua maupun dan jok panjang (single-seater).
Adapun bagian-bagian yg berlapis krum adalah baut gagang rem depan dan gagang kopling, klakson, rumah lampu belakang, ring lampu depan, kunci stang, tutup kunci stang dan kunci tutup box bagasi. Lapisan berwarna seng terdapat pada bagian-bagian seperti standar, shock bagian depan, seluruh baut dan mur serta tutup bak kopling.
Sementara itu bagian yg beraksen posfor meliputi shock bagian belakang termasuk per, baut dan murnya, serta per bagian depan. Sentuhan metal halus terdapat pada bagian gagang rem depan dan kopling, pedal rem belakang, gantungan barang, kuku macan, jengger depan, selahan, kunci (pengkait) box mesin, gagang kran bensin, dan lis sayap depan. Bagian yg bernuansa stainless adalah rumah saklar dan lis karpet tengah yang terbuat dari karet.
Dengan stang (handlebar) model kotak seperti GL dan Super serta speedometer oval, adapun nomor serial body Vespa 150 Sprint terukir dibagian kiri dibawah box bagasi dengan kode VLB1T 1001-VLB1T 1205477 dan nomor mesin di bagian paha ayam mesin dekat pipa saluran knalpot diawali dengan kode VLB1M. Bagian-bagian lain yg memiliki warna berkesan alumunium meliputi velg, tromol depan dan belakang, tutup kipas, fork depan. Sementara itu warna lapisan anti karatnya adalah abu-abu.
Vespa 150 Sprint Veloce
Diproduksi antara tahun 1969 hingga 1979 mesin Vespa Sprint 150 Veloce dirancang lebih dahsyat ketimbang Vespa 150 Sprint. Dimana salah satunya adalah dengan ditanamkannya karburator berukuran 20/20 dan saringan karburator yang diperbesar.
Perubahan lainnya adalah pada knalpot yg lebih besar sehingga menghasilkan suara berbeda dari serie sebelumnya. Dengan top speed mesin mencapai 97km/h, ukuran body Vespa 150 Sprint Veloce sama dengan Vespa 150 Sprint. Veloce memiliki model baru dalam bentuk lampu depan yang membulat dengan lingkaran 130mm dan dilindungi oleh ring lampu beraksen krum. Terdapat lampu kecil yang tersambung dengan lampu depan, berwarna hijau dikelilingi oleh ring alumunium di stang bagian atas speedometer.
Speedometerpun mengalami perubahan yang kontras dibandingkan dengan Vespa 150 Sprint. Speedometer veloce dirancang sama dengan model Vespa Super serie terakhir yang berbentuk lebih kecil (clamshell), mempunyai warna putih fascia dengan maximum angka tertera 120 km/h.
Sama halnya dengan Vespa 150 Sprint, veloce memiliki logo model baru yang berbentuk hexagonal (cung) tersematkan didepan mengganti logo P/ seperti serie vespa keluaran sebelumnya.
Dengan tidak menyertakan kembali striping alumunium yang terdapat pada spakbor depan dan box kiri-kanan. Pada awal produksinya, model handgrip veloce berwarna abu-abu terang dengan lambang Piaggio hexagonal didalamnya. Pada saat perjalanan produksi warna handgrip diganti hitam juga speedometer dan karet box kiri-kanannya.
Lampu belakang yang berbentuk kotak besar seakan menyembul dari body bagian belakang berwarna merah menyala dengan reflector menyatu didalamnya dan dilindungi oleh tutup yang terbuat dari bahan plastic pada bagian atasnya dengan warna senafas warna body.
Pada perkembangannya motif tulisan bagian depan dan belakangpun ikut berubah. Tulisan vespa bagian depan menggunakan font yang lebih tegas beraksen krum dimana setiap hurufnya seakan disatukan oleh plat yang berbintik halus dan berwarna hitam dengan posisi horizontal. Sementara itu pada bagian belakang tertulis vespa v. beraksen krum ter-emboss yang dibingkai dengan bentuk segi empat memanjang dimana dasar dari tulisan tersebut berwarna hitam berbintik halus dengan posisi horizontal. Adapun bahan dan material dari pada tulisan tersebut sama dengan serie sebelumnya.
Lapisan krum terdapat pada bagian-bagian yang antara lain ring lampu depan, tutup kunci stang dan kunci box bagasi. Lapisan beraksen seng terdapat pada bagian standar, shockbreaker dan per bagian depan, baut dan mur, dan tutup bak presneleng. Aksen phosfor menghiasi shock bagian belakang (termasuk per, baut dan mur), per standar dan mur baut bagian mesin. Kesan warna metal halus terdapat pada gagang rem depan dan kopling, pedal rem belakang, gantungan barang, jengger spakbor, selahan, kunci box mesin, kuku macan dan puteran kunci tangki. Sementara itu lapisan stainless terkesan pada rumah saklar dan lis karpet karet tengah.
Adapun nomor serial body Vespa 150 Sprint Veloce terukir dibagian kiri dibawah box bagasi dengan kode VLB1T 0150001-VLB1T 0368119. Pada perkembangannya seiring dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada beberapa bagian sebagaimana tersebut diatas, nomor serial body pindah posisi ke sebelah kanan box mesin sama seperti produk-produk piaggio era 1980’an.
Namun demikian nomor mesin tetap berada di bagian paha ayam mesin dekat pipa saluran knalpot. Bagian lain yg memiliki warna alumunium adalah velg, tromol, tutup kipas, fork depan, dan warna lapisan anti karatnya adalah abu-abu.
Seiring dengan warna-warninya kehidupan generasi 1970’an yang dikenal dengan flower generation, Piaggio menangkap semangat ini melalui pengaplikasian warna-warna cerah dalam produk Vespa 150 Sprint Veloce. Apabila pada Vespa 150 Sprint hanya tersedia satu warna saja (silver metalik), tidak demikian halnya dengan Vespa 150 Sprint Veloce.
Veloce dari tahun ke tahun memiliki option warna yang berbeda-beda antara lain sebagai berikut: 1969-1970 warna silver metalik, 1970-1971 biru, 1971-1972 metalik putih rembulan, 1972-1973 merah, 1973-1975 hijau ascot, 1975-1976 hijau valombrossa, 1976-1979 biru marine dan abu-abu polaris.
Head To Head
Berikut ini adalah perbedaan spesifikasi yang menyertai Vespa 150 Sprint dengan Vespa 150 Sprint Veloce:
  • engine: single cylinder, 2-stroke
  • cylinder: bore 57,0 mm
  • piston stroke: 57,0 mm
  • cubic capacity: 145.45 cc
  • bhp at rpm: 2/4800
  • lubrication: 2%
  • carburetor: Dell’Orto SHB 16/10
  • gears 4
  • chassis: one-piece metal pressing
  • Tank Capacity: 7,7litres (1.97 US gallons)
  • mileage: 2,1l/100Km (112mpg)
  • tires: 3.5 x 10″
  • weight: 89 kg (172lbs)
  • max. speed: 94 km/h (57mph)
  • Engine scheme: VLB1M
  • VIN scheme: VLB1T 1001-1205477
  • engine: single cylinder, 2-stroke
  • cylinder bore: 57 mm
  • piston stroke: 57 mm
  • cubic capacity: 145.45 cc
  • bhp at rpm: 8/5000
  • lubrication: 2%
  • carburetor: Dell’Orto SI 20/20
  • gears: 4
  • chassis: one-piece metal pressing
  • Tank Capacity: 7,7litres (2 US gallons)
  • mileage: 2,08l/100Km (113mpg)
  • tires: 2.75 x 9″
  • weight: 89 kg (178lbs)
  • max. speed: 97km/h (59mph)
  • VIN scheme: VLB1T 150001-368119
Kesimpulan
Dengan sentuhan menyerupai Vespa GL yang dimodifikasi sana-sini dari serie-serie vespa sebelumnya, maka kehadiran Vespa 150 Sprint maupun Vespa 150 Sprint Veloce telah memperkaya khazanah vespa baik di luar maupun di dalam negeri. Perubahan serta modifikasi itulah pada kelanjutannya menjadikan vespa serie sprint sebagai salah satu varian yang menjadi primadona produk Piaggio di era 1970’an dengan harga terjangkau dibandingkan dengan serie-serie khusus lainnya pada saat itu.
Saat ini serie sprint apabila dibandingkan dengan serie terjangkau lain yang seusianya (mis. Vespa Super) sedikit demi sedikit telah menghilang dari peredaran. Banyak peminat dari luar negeri yang menginginkan vespa serie tersebut dengan berbagai tambahan modifikasi untuk di re-export. Mengingat secara fisik sangat sesuai dengan postur kebanyakan orang-orang Eropa maupun Amerika. Tugas kitalah para scooterist di negeri tercinta ini untuk menjaga populasinya,
save our scooter bro…!. (dari berbagai sumber)

Vespa Tertua


Vespa 98 / 1946-1947
Tahun :1946 / 1947 VIN :V98
Nomor :01 / 18079
Produksi :18079 unit

Fork depan masih mengadopsi roda pesawat terbang dan berada di sebelah kiri ban depan (sekarang di sebelah kanan ban). Dengan kapasitas mesin 98 cc maksimal kecepatan hanya 75 km/jam, konsumsi bahan bakar 3 : 100 atau 3 liter buat 100 km, irit kan? Vespa 98 ini di produksi tahun 1946, sebagai cikal bakal model Vespa yang melegenda hingga sekarang. Pertama beredar, V98 sangat diminati oleh masyarakat karena harganya yang murah serta keamanan dan kenyamanannya. Di tahun berikutnya (1947) V98 di produksi dengan jumlah unit yang sama (18079 unit), dan hasilnya laris manis di pasaran.

Vespa 125 - 1948
Tahun :1948 / 1950
VIN :V1T - V15T
Nomor : 01 / 104096
Produksi : 104096 unit

Vespa 125 ini dibuat berdasarkan pendahulunya V98, yang terlihat berbeda adalah kapasitas mesin yang lebih besar yaitu 125 cc dan shock depan berada di sebelah kanan. Bentuk body, stang dan head lamp masih mirip dengan V98. Melihat antusiasme masyarakat yang besar pada Vespa, V125 diproduksi hingga 104096 unit selama periode 1948 hingga 1950..

Vespa 125 Hoffmann - 1950
Vespa Hoffmann diproduksi antara tahu 1950 - 1954 di Jerman. Ini semua diawali saat pada tahu 1949, Piaggio setuju memberikan lisensi kepada Hoffmann untuk memproduksi dan memperdagangkan. Vespa 125 Hoffmann tidak hanya di perdagangkan di Jerman saja, tapi juga di Inggris dan Perancis. D Inggris di kenal dengan nama Vespa Douglass karena perjualannya di bawah lisensi Douglass dan di Perancis di bawah lisensi PACMA.

23/10/11

Vespa NewPX 125 2011 is Back!

Setelah bertahun-tahun mengeluh, mengeluh dan bahkan mengemis kelompok Piaggio akhirnya cukup sadar dan memiliki akal sehat sehingga meluncurkan kembali Vespa PX yang sangat dicintai! Setelah terus mayoritas charachteristics lama yang membuatnya begitu populer serta sedikit perubahan untuk tetap up to date dengan kemajuan teknologi yang ada mereka akhirnya telah berhasil menemukan campuran yang sempurna.
Sukses lebih dari tiga dekade untuk bodywork berkat baja kokoh, desain kehandalan, retro dan kepraktisan, versi 2011 dari Vespa PX tersedia dalam empat warna, merah, hitam, putih dan merah. Konon jumlah nya akan dibatasi dalam produksi nya.
Seperti yang dapat Anda lihat fitur nya mungkin Anda langsung mengenali bentuknya dari Scooter Vespa PX, seperti tailight retro, ban serep praktis, perisai krom depan berbentuk ramping trim dan semuanya telah disimpan sementara perubahan kecil dengan bentuk kursi telah dibuat dengan kenyamanan pengendara dalam pikiran.
Vespa PX mempertahankan tubuh baja tradisional padat namun memiliki Euro baru dan ditingkatkan 3 mesin. Penutup kemudi telah ditingkatkan dan pelana dimodifikasi untuk menyediakan kenyamanan pengendara lebih.
Dengan 125cc silinder tunggal, dua stroke mesin dengan pendingin udara, pengapian CDI dan elektronik baik listrik dan starter menendang. Masalahnya sekarang adalah penggemar Vespa tanah air seperti nya harus bersabar menanti atau bahkan bisa jadi khawatir kehadiran salah satu seri “legend” ini sepertinya tidak ada tanda-tanda akan masuk ke Indonesia. Yah mari kita berharap dan berdoa.

PT PIAGGIO INDONESIA

Piaggio Indonesia Bakal Luncurkan Tiga Model Baru, Harga Lebih Terjangkau!


PT Piaggio Indonesia (PI) akhirnya terbentuk sekaligus resmi menjadi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) di Indonesia. Sebagai langkah awal, PI akan meluncurkan tiga model baru di Indonesia.

Ketiga model ini adalah Piaggio Zip, Piaggio Liberty dan Vespa LX. "Piaggio Zip mewakili segmen entry level. Sedang Liberty dan Vespa LX mewakili segmen yang lebih tinggi," ungkap Sergio Mosca, Managing Director PT PI.  

Piaggio Zip hanya akan ada satu model. Tapi Piaggio Liberty ada dua model, Liberty 100cc dan Liberty 150cc dengan fuel injection.


Begitu juga dengan Vespa LX, ada dua versi. Ada Vespa LX 125 dan Vespa LX 150 dengan fuel injection. "Teknologi fuel injection menawarkan keunggulan yang lebih ramah lingkungan dan hemat bahan bakar," jelas Sergio.

Uniknya, semua model yang didatangkan dari Vietnam ini dijual dengan harga yang lebih terjangkau. "Kita tidak menawarkan harga yang murah tapi tetap mungkin untuk dilakukan pembelian," lanjutnya.

Harganya akan dilepas di kisaran Rp 12 sampai Rp 16 jutaan untuk Piaggio ZIP. Sedang Piaggio Liberty dan Vespa LX dilepas antara Rp 19 sampai Rp 25 jutaan! Tertarik? (motorplus-online.com)

19/10/11

THE PIAGGIO MUSEUM

The Piaggio Museum, a ride through Italian-made manufacturing

The Vespa and Gilera collections represent the core of the museum in Pontedera. Also other vehicles created by the renowned company are on display: from the ones created for the aviation and railway industry to the three-wheel Ape and related vehicles
16 February 2011
The Piaggio Museum in Pontedera, near Pisa celebrated its 10th anniversary last year. Opened on March 29 2000 in the former tooling department, one of the oldest areas of the complex, covering 3000 square meters of exhibition space. The Vespa and Gilera collections represent the core of the museum's assets, which also include other products by Piaggio, from the ones created for the aviation and railway industry to the three-wheel Ape and related vehicles.

Renovation works for the area chosen for the museum were based on a project by architects Dezzi Bardeschi, Andrea Bruno, Ugo Bruno and Avery Howe Agnelli. The area retained its original industrial architecture features and preserves and illustrates the history of a company which over its long existence – it was established in Sestri Ponente (Genoa) in 1884 by Rinaldo Piaggio – had a material role in Italy's economic history by designing and manufacturing all kinds of means of transport.
 
The museum's collection begins with pre-war production, before the Vespa was launched in 1946: in the forecourt visitors can admire the two-seater plane used for acrobatic training purposes P148, built in 1951; the MC2 railway engine built in 1954 and used by the railway company serving Calabria and Basilicata (1936), the first engine in Italy entirely made with stainless steel; the P VII (1934) and P XI (1938) engines built for the aviation industry.
 
As for personal mobility, the collection showcases the first three-wheel vehicle the Ape Cassone built in 1953 and designed for work purposes; the Ape Calessino of 1956, with doors and windscreen on the front; the Pentarò, i.e. the five-wheel Ape with trailer, along with the Ape TM 703 used by Paolo Brovelli and Giorgio Martino, two young people who used it to drive from Lisbon to Beijing, covering a distance of 25,000 km.
 
And the prototype for the first moped, dating back to 1955 and which came 12 years before the Ciao; the Vespa 400, a two-seater car in production from 1957 to 1961 in France; the Moscone, the “Vespa del mare” (the seaside Vespa) and finally the MP3 maxi-scooter with two wheels on the front .
 
The heart of the exhibition is the Vespa collection. The history of the symbol of Italy's post-war economic boom, an icon of Italian-made manufacturing and a fashion phenomenon, begins with the prototypes MP5, called “Paperino” built in 1944-45, and MP6, the first designed by the engineer Corradino D’Ascanio, who also designed the first modern helicopter.
 
The mass-production series consists of more than 140 versions, including the "first 98cc series" developed in April 1946 with a three-gearbox configuration a power of 3.5 HP and a maximum speed of 60 kmph; the Vespa 125 built in 1951, the U of 1953, the GS 150, first grand touring vehicle built in 1955; the 125 of 1958, the 50 of 1963, also known as the Vespino, the 90 Super Sprint of 1965, the models built in the Sixties (125 Primavera ET3, 200 Rally, P125X); the new generation launched in 1996 to celebrate the 50th anniversary: theET2 with a fuel-injection engine (the first scooter in the world with a two-stroke fuel injection engine) to the ET4 with a four-stroke engine to the more recent GTV, LX, GTS 250 and 300 built after 2000.
 
Rarities include record vehicles such as the Vespa Siluro and the Montlhéry; the racing limited-edition vehicles, like the Vespa 98 and 125 and the 125 Sei Giorni; the custom-built vehicle Alpha made for the film Dick Smart, Agente 2007 in 1967; the two versions for military use Vespa 150 T.A.P. made in the Fifties (for France) and the prototype the Vespa Militare 125 built in 1964 for the Italian Ministry of Defence.
 
And also a “huge” Vespa and a “Disguised” Vespa made for Viareggio's Carnival in 2007.
 
Finally, the “Vespa and art” collection which focuses on two Vespas bearing the signature of an artist – the Vespa Dalì built in 1962, and the Vespa PX designed by the artist Mino Trafeli in 2003 – along with the 14 ET4 models of the “VespArte” competition held in 2001 and a version reinterpreted by Ugo Nespolo.
 
The Piaggio Museum also includes Gilera, another historical 20th century brand: established in Arcore (in the Monza and Brianza areas) by Giuseppe Gilera in 1909, the motorcycle manufacturer was acquired by Piaggio in 1969.  
 
The collection includes a number of models, starting from the legendary VT 317.
 
Gilera's production in the 1920s and 1930s is showcased by the 350 Super Sport, the 500 VL Sei Giorni, the 500 VT Bitubo and the 500 Otto Bulloni. The venture of the Rondine begins in 1936. This was an adveneristic faired racing motorcycle with compressor and a four-cylinder engine with a displacement of 500cc, which one several international records. One of the most famous motorcycles in the world was made in 1940: the 500 Saturno Sport, designed by and manufactured in two versions up to 1958. The collection also features the Saturno Sanremo and Saturno Piuma racing models. The Saturno Cross and the 175 Regolarità were again manufactured in the Fifties. On the whole, before withdrawing from professional racing in 1957, Gilera won 44 world grand prixs.
 
The relaunch of the manufacturer then focuses on models with medium and medium-small displacement and a range of road and all-terrain vehicles. In the Eighties the company develops a new four-stroke one-cylinder engine with a double overhead camshaft which expresses itself to the max in the enduro motorcycle of the RC series, whose 750cc displacement version won the Paris-Dakar twice and also reached an "absolute” position at the Pharaon' Rally.
Gilera is back in the 250 motorcycle championship in 1992 and 1993 and wins in 2008 with Marco Simoncelli. The year 2001 marks its comeback in the 125 championship and Gilera wins with Manuel Poggiali. Mass-series manufacturing is moved to Pontedera in 1993, with a focus in the development of sports scooters like Runner, followed by Nexus 250 and 500 and Fuoco 500. 
 
The Piaggio Museum is part of a wider cultural project promoted by the Piaggio Foundation set up in 1994 by the president Giovanni Alberto Agnelli and supported by the Council and Provincial authorities. The Historical Archive “Antonella Bechi Piaggio" plays a preeminent role in terms of preserving and highlighting the history of the group and consists of 13 funds that hold the company's documentation from its origins to today: not just paper-based material, but also footage and photos, advertising campaigns, projects and technical drawings. Consisting of some 5,000 series and in continuous expansion, the Archive is available by appointment.

LATIN FLAIR

Last issue's lead feature links us to several threads as Piaggio's web sprawls across Europe, and we follow one of these time trails to another business back in England - even before Piaggio started!
Our mini-feature starts in 1882, with the founding of a company to manufacture boot-making appliances, and going on to produce its first motor cycle in 1907: Douglas.
This company's famous motor cycling exploits are more than adequately covered by many mainstream publications, so we have no need to concern ourselves in repeating the obvious.  Our interests are much more obscure, so we pick up the tale 44 years later, as Douglas entered into arrangements to build Vespa scooters under licence in the UK, the official launch of which took place in March 1951.  Douglas-built Vespas differed from their continental cousins in featuring British component fittings from Amal, BTH, Lucas, Wipac, and others.
Continuing its spread across Europe, in 1952 Piaggio founded a factory in Madrid in collaboration with the National Institute of Industry (INI), and John Llado (then CEO of Banco Urquijo).  MotoVespa SA was set up to manufacture scooters, and its first Spanish-built 125cc Vespas took to the streets in February 1953.
Douglas was taken over by The Westinghouse Brake & Signal Company late in 1956, and the production of its motor cycles concluded in March 1957, though Vespa assembly ran on to 1960, after which the business continued to act as import agent and market factors for Piaggio.
Vespino
1969 Vespino Tourist
In 1967, MotoVespa embarked on a new project to design a more economical product, and registered a Spanish patent for a new fan-cooled, automatic CVT engine (Continuously Variable Transmission), from which the Vespino was born on 19th February 1968.  The base moped model was the 'Tourist' with telescopic forks, then joined in 1970 by a cheaper 'Brisa' leading-link fork version, and 'Rally' sports-styled version of the 'Tourist'.  So, registered on 1st June 1973 as a Douglas/Vespa Vespino Tourist Rally, and 91 years from the start of our little tale, we finally arrive at the subject of our feature!
Vespino Tourist Rally
The styling looks pretty groovy in a period kind of way, and you have to give MotoVespa credit for taking the trouble to design some fashionable flair and character into their creation, at a time when many moped manufacturers were producing relatively soulless equivalents.  The sports styled 'Rally' catches the eye and is interesting enough to make you want to look at it in a little more detail.
There's a chunky decompressor lever under the twistgrip, and another chunky choke lever under the left-hand cluster.  Then you notice something rather odd - there appears to be a twist throttle on both sides!  On investigation, by cable operation, the left grip turns back for pedal mode, and forward to engage engine drive.
A Spanish Rinder 110mm headlamp houses a 40mph Veglia speedo, and with the Wipac rear lamp, confirms that this is a genuine UK market machine and not some dodgy grey import.  Tank badges wear the Piaggio logo, but carry the MotoVespa brand.  "Vespino" is printed on the back of the dual seat, but there's nowhere particularly obvious to locate any rear footrests if you wanted to, since there's not really any suitable mounting point at all on the right-hand belt side.  Having single-sided suspension, there's nothing at all on the left, which makes the rear wheel dead easy to get out - just four bolts on the hub.
Under the cowling
Flip back the plastic motor cowling on its sprung loaded hinge (that's neat), and check out the engine.  There's a Dell'orto SHA 14-12mm carb feeding into the crankcase, so that's rotary valve, with fan-cooling, and what appears to be an early Femsa electronic ignition package entombed in resin, hanging off the front right-hand side of the primary gear case.  Specifications rate output to 2.2bhp @ 4,700rpm, which might seem slightly inadequate for a '70s sports-styled moped, and our apprehension further mounts as we note the Douglas sales leaflet quotes max speed at 40km/h - er, that translates to around 24mph in real money!
The engine fires up with a typically continental flat crackle, but on pulling away, our worst fears are quickly realised.  Acceleration - nope!  Just a gradual building up of momentum, to a paced 24mph on the flat, with a matching 24 reading on the Veglia.  Best downhill paced at 31, with the Veglia agreeing again, then plodding up the incline on the other side at a laboured 21mph.  Performance on the flat is limited as the motor breaks into unpleasant bouts of 4-stroke phasing from 22mph due to inadequate porting, the only way to treat this being to back off the throttle.
Rear wheel
Brakes are good enough, but unlikely to be challenged by the disappointing performance, though the front drum creaks in operation.  The battery-less lighting generator outputs 6V at 28W, to manage no more than a dull shine with which to struggle your way slowly around the dark country lanes.  Ride and general handling is fine, but the sports styling would lead most riders to expect something that went appreciably better.  With introduction of the law limiting 16ers to mopeds from 1st August 1971, few teens would have been much impressed by the Vespino Rally, being left well behind as their mates rode off into the sunset on Fizzys.  Douglas must have been quite conscious of the Vespino's stunted performance when printing the UK sales leaflet, otherwise, why post a 40kph top speed for a bike with a mph speedo?  They probably hoped no-one would notice!
Though popular back home in Spain, Vespino Rally sales must have been as limited as its performance over here, this is the first UK version we've ever seen in the flesh.
With Piaggio's acquisition of Gilera in 1969, Douglas also became UK sales franchisee for that brand.
Douglas import licensing ended in mid 1982, concluding the names association with 2-wheelers.
Vespino leaflet   Vespino Tourist Rally
Next - Our next support feature starts with what might appear to be the most powerful machine we've tested to date, with a specification of 4 × Rolls-Royce Avon Mk524 turbojets delivering 10,500lbf each (total 42,000lbf), for a max speed of 500mph?  But Fly Me may not be what it may seems...

This article appeared in the October 2008 Iceni CAM Magazine.
hostgator coupon